
Salah kaprah kalau kita menyangka  PC (baca : komputer pribadi) baru lahir sejak IBM mengeluarkan seri IBM  Personal Computer (PC) tahun 1981. Konsep PC sebenarnya sudah sudah ada  jauh sebelum itu, yaitu saat Simon, mesin buatan Barkelley Enterprise  di era 50-an muncul.
Sejarah pun kemudian mencatat  perkembangan konsep PC melalui mesin seperti Geniac, Heathkit, Minivac,  DEC PDP, Paperclip, Imlac, Xerox Alto, Altair dan lainnya. Salah satu yang  pantas disebut sebagai PC adalah mesin kreasi Steve Wozniak, yaitu Apple  I dan Apple II yang muncul di paruh kedua dekade 70-an.
Ya,  Wozniak mengembangkan PC melalui perusahaan Apple Computer yang  dirintisnya bersama Steve Jobs (sekarang CEO Apple).Orang mengenal Apple  Computer sebagai produsen komputer Mac (Macintosh).
Mac  versus Wintel
Dan sebenarnya PC komersial  pertama dengan Graphical  User Interface  (GUI) atau tampilan grafis, seperti umum terihat di tiap layar komputer  saat ini, juga lahir di tangan Apple. Faktanya memang demikian, walau  untuk itu Apple kena tuding menjiplak GUI sistem Xerox Star.
Lisa,  demikian nama komputer Apple pertama yang ber-GUI tersebut. Di  dalamnya, orang sudah dapat melihat tampilan grafis seperti ikon, tombol  dan sebagainya. Lisa pun sudah menggunakan mouse, sehingga orang  tinggal klak-klik saja. Penggunaannya benar-benar mudah.
Terlepas  dari kontroversinya, Lisa memang terobosan Apple, karena seri IBM PC  sampai pertengahan 80-an masih menggunakan program bermode teks. Anda  yang telah lama menggunakan komputer, tentu masih ingat dengan program  seperti Word Star yang berjalan di atas sistem DOS milik Microsoft. Benar-benar tidak user-friendly deh.
Dalam  kondisi seperti itulah PC keluaran Apple mendapatkan sambutan yang baik  dari para pengguna komputer. Apalagi, seri komputer Apple berikutnya,  Macintosh, terus mempertahankan dan meningkatkan model GUI dan sistem  operasi seperti itu. IBM yang sebelumnya merajai pasar PC pun, turun  dari posisinya.  
Sayang, Apple menutup rapat-rapat  soal sistem PC keluarannya. Praktis hanya Apple sendirilah yang bisa  memproduksinya. Harga komputer keluaran Apple pun cenderung mahal.
Industri  komputer yang khawatir dengan dominasi Apple berusaha meniru arsitektur  IBM PC dengan prosesor Intel, menggunakan RAM, BIOS, dan sebaginya. Pokoknya mirip deh dengan IBM  PC.
Sampai akhirnya muncul istilah  IBM Compatible PC. Istilah itu sendiri merujuk pada komputer produksi  selain IBM yang dapat menjalankan program-program yang berjalan di atas  IBM PC.
Tapi Apple masih belum goyah.  Sistem Apple dengan GUI-nya masih menawan pengguna komputer.
Momentumnya  mulai berubah saat Microsoft mengeluarkan sistem operasi Windows 3.0 tahun 1989. Sistem operasi  tersebut berbasis GUI dan mirip sekali dengan GUI PC Macintosh. Windows  berjalan di atas PC berbasis prosesor Intel, termasuk IBM PC dan  keluarga IBM Compatible PC tentunya. Apple berang.
Pengguna  komputer pelan-pelan mulai melirik ke PC berbasis Intel. Industri  komputer pun mendukungnya dengan memberikan keragaman hardware dan software yang membuat PC semakin murah  dan menarik.
Orang mengingat kejadian itu  sebagai awal "perang" sistem PC keluaran Apple dengan sistem PC Windows -  Intel (Wintel) atau PC yang umum kita kenal saat ini.
Mac  = Komputer Grafis?
Hari-hari  terus berlalu. Untuk membedakan kedua jenis PC itu, publik menyebut PC  keluaran Apple sebagai Mac saja. Dan sebutan PC menjadi  milik sistem PC keluaran Wintel. Lantas bagaimana nasib Mac saat ini?
"Anak-anak  kalau diajari pasti gampang pakai. Buka, ajarin sedikit, langsung  bisa", cerita Jean Baptiste Rambey, desainer grafis PT Infomedia  Nusantara, penerbit buku Yellow Pages, soal pengalamnnya selama ini  menggunakan Mac.
Ya, dari dulu sampai sekarang,  image kemudahan pakai memang tidak pernah lepas dari Mac. Namun, di  awal-awal persaingannya dengan sistem PC biasa, Apple harus bergelut  dengan kurangnya Aplikasi.
"Ada sih ada, tapi ragamnya  sedikit, biasanya bajakan dari Thailand," cetusnya lagi.
Dua  aplikasi utama yang menjadi tawaran Mac waktu itu antara lain Aldus Page  Maker dan Adobe Photoshop. Paket software tersebut biasanya merupakan bundel standar ketika  Anda membeli Mac.
Tak heran bila kemudian orang  banyak mengasosiasikan Mac sebagai komputer untuk kalangan grafis,  karena kedua aplikasi utama itu kan umum dipakai untuk kegiatan desktop  publishing. Apalagi, Mac unggul karena sistem WYSIWYG (What You See Is What You Get)-nya. Tambah pas saja kan  dengan kebutuhan desainer.
Kesan mac yang seperti itu  demikian ekskusif, sehingga tak jarang para desainer itu pun demikian  fanatik dengan Mac. Kartunis terkenal seperti Dwi Koencoro pun punya  panggilan sayang sendiri untuk Mac-nya.
Kesan  tersebut belum hilang sampai saat ini. Di redaksi majalah, tabloid,  ataupun buku pun, komputer Mac masih dipakai oleh tim yang menangani  desain layout dan artistik.
Kian Lengkap dan Kompatibel
Padahal,  ada perbedaan yang cukup besar kalau kita melihat generasi Mac saat ini  dengan Mac yang dulu. Ya, Mac tidak lagi khusus untuk keperluan desktop  publishing semata lho.
Pernahkah Anda perhatikan  film-film atau iklan-iklan tertentu saat ini secara detail? Di sana  kadang terlihat seseorang menggunakan note book atau desktop keluaran  Mac. Mungkin Anda juga pernah melihatnya di dunia nyata atau mungkin  Andalah penggunanya? Ya, pengguna Mac kini dengan mudah bisa  berinternet, ber-e-mail, chatting dan sebagainya.
Aplikasi  office suite pun kini dengan gampang dapat  Anda temukan di dalamnya. Microsoft sudah mengeluarkan Microsoft Office  versi Mac. Dengan begitu, tukar menukar file berformat *.doc dengan  pengguna Windows pun bukan masalah.
Bahkan, banyak software  multimedia di Windows juga merjalan baik di Mac. Winamp adalah salah  satu contohnya. Itu belum terhitung sejumlah software berbayar lainnya  yang juga berjalan lancar di atasnya.
Memang, harus diakui jumlah  aplikasinya tidaklah sebanyak alikasi Windows. Namun karena program  untuk Mac rata-rata berasal dari Apple, maka kompatibilitasnya dengan  sistem dan hardware-nya pun lebih terjamin.
"Mac  itu jarang sekali ngadat. Kalaupun iya, penyelesaiannya juga relatif  mudah", sembur seorang pecinta Mac yang dikenal baik oleh banyak orang  menanggapi hal itu.
Soal ketersediaan periferal  pendukungnya pun Mac mengalami kemajuan. Berbagai hardware kini juga tersedia bagi pengguna  Mac.Contohnya adalah printer, kamera digital, mp3 player, dan lain  sebagainya.
"Dibanding dulu lebih mudah  sekarang. Kalau dulu kita mesti cari-cari dulu karena nggak semuanya  bisa. Kayak printer misalnya, hanya bisa yang postscript printer saja. Kalau scanner sih dari dulu memang sudah  banyak yang kompatibel dengan Mac. Cuma kalau dulu barang-barang itu  masih mahal-mahal. Sekarang sih lebih gampang, apalagi kalau koneksinya USB, tinggal instal driver, colok, langsung pakai," sambung Rambey.
Murah  dan Menawan
Mac pun kompatibel dengan iPod,  kamera digital, dan sebagainya. Dengan kata lain, teknologinya sendiri  sudah merupakan teknologi komputer terkini. Sehingga, Anda pun bisa  menaruhnya di pojok meja kerja Anda di rumah.
Ya,  apalagi desain Mac dari dulu memiliki kesan yang lebih "indah" ketimbang  desain PC pada umumnya yang kaku. Selain GUI-nya yang kian menawan,  bentuk fisiknya pun cukup indah.
Lihat saja, generasi iMac yang  memiliki warna-warni translucent (transparan), merah, biru,  kuning, hijau, dan lainnya. Beberapa produsen PC kemudian mengikutinya  dengan membuat casing transparan.
Ada juiga desain iMac yang  menyerupai lampu duduk dengan monitor flat yang penempatannya dapat  diatur bebas. Mungil dan menawan untuk menghias ruang kerja Anda.
Yang  lebih menggiurkan lagi, harga Mac saat ini pun turun jauh jika  dibandingkan dengan harga Mac pada awal-awalnya. Kalau dulu harganya  masih sekitar dua kali lipat PC branded, kini beberapa kelas Mac malah sudah setara dengan  harga PC branded biasa.
Namun  untuk konteks tanah air, satu hal yang menjadi catatan adalah kurangnya  service support bagi Mac. Dulu, para pembeli Mac  mendapat support-nya hanya dari para penjual.  Terkadang, mereka harus mengirimnya ke Singapura bila teknisinya sudah  tak sanggup menangani problemnya.
Sekarang bagaimana? Untuk soal  yang ini memang belum banyak berubah. Distribusi dan service center resmi Mac di Indonesia hanya ditangani perusahaan  tertentu saja.
Okay, apakah sekarang Anda mau  beli Mac?
 






 
 
0 komentar:
Posting Komentar